Monday, February 20, 2017

Pengertian Nafs


Nafs atau Psikis Manusia

Mengulas tentang pembahsan sebelumnya  ada beberapa bagian potensi manusia yang harus dipahami, yaitu:

1.    Al- jasadu (jasmani), yaitu fisik manusia yang tersusun dari jaringan- jaringan tubuh seperti tangan, kaki, kepala dan lain sebagainya. Jasad ini laksana prangkat keras / hardwere dalam tubuh manusia.

2.    Ar Ruh (Ruhani) yaitu bagian masusia yang tdk terlihat/ghoib namun bisa dirasakan keberadaannya.
Bagian dari Ruhani manusia ada 3 bagian :
Ruh inti/nyawa : Bagaikan aliran listrik yang keberadaannya (on/off kehidupan) menentukan kehidupan dan menyatu di setiap bagian tubuh manusia. 
An- nafs/psikis yaitu jiwa manusia biasa disebut sukma merupakan tubuh non fisik manusia. Pada nafs/ jiwa ini ada bagian yang berkenaan dengan, sifat, cinta kasih, rasa sayang, egois, marah, emosi, sabar  dll.
Al- aql (fikiran), yaitu alat untuk berfikir atau memahami sesuatu dengan kemampuan mempertimbangkan hal baik dan buruk. Karna pada akal ini ilmu pengetahuan terasah, tersimpan, terkoneksikan dengan ilmu lain.’


Lha yang akan kita bahas kita dalam tema ke-tiga ini adalah tetang Jiwa atau bahasa Qur’annya adalah Nafs/jiwa


Semua yang dipahami dengan istilah psikis adalah persoalan nafs.

Hal-hal penting berkenaan dengan Nafs/Jiwa
- Jiwa manusia punya potensi baik dan buruk (Fujur dan taqwa)
- Jiwa yang buruk akan senantiasa mengajak kepada keburukan (nafs amarah)
- Jiwa yang baik akan senantiasa mengajak pada jalan Allah (nafs Mutmainnah)
- jiwa manusai bagaikan softwere dalam tubuh yang terdiri dari program-program sesuai yang rasa manusia
- Jiwa seseorang baik sebagian atau keseluruhan bisa keluar dari tubuh seperti orang tidur jiwa keluar keseluruhan


Ayat Tentang Nafs


اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.
[Qs. Az-Zumar (39): 42]


Setidaknya ada 4 hal di ayat itu:

1. Posisi Nafs saat maut (mati), terlepas total dan tertahan ——  حِينَ مَوْتِهَا

2. Posisi Nafs saat tidur (bukan saat kematian), terlepas sebagian dan tertahan sementara —— فِي مَنَامِهَا

3. Posisi Nafs saat bangun (sadar), dikirim kembali masuk ke tubuh ———  وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى

4. Isyarat agar kita memikirkannya ——  إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.


Karakter/sifat dan keadaan nafs boleh kita telaah, analisa dan disimpulkan.

0 comments:

Post a Comment