Saudaraku yang dicintai Allah
Syetan dalam bekerja, mereka tidaklah sendiri tapi bersatu padu, berkoordinasi, mengevaluasi, dengan berbagai media dan pasukannya yaitu tentara-tentara syetan..
Pasukan mereka tidaak hanya dari jin tapi juga dari bangsa manusia, bahkan juga ada hewan yang mereka manfaatkan sebagai sarana menyerang manusia. Lho kok bisa? Ya memang Allah sdh memberi wewenang pada syetan yang diwakili oleh Iblis. Tujuan utama mereka apa? Yaitu menjauhkan manusia dari Allah SWT, melanggar syariatNya.
Surah Al-Mujadila, Verse 19:
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَٰئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.
Terkadang syetan tidak langsung melaksanakan aksinya menghancurkan manusia yaitu tapi menggunakan pihak ke tiga baik manusia atau menggunakan media hewan.
Dalam Sirah Nabi Muhammad SAW diceritakan Iblis / syetan ikut memberikan usulan untuk meredam dakwah Islam maka Nabi Muhammad harus dibunuh. Siapa yang membunuh? Iblis yang menyerupa manusia memberi usulan setiap kabilah harus mengutus pemuda. Nanti secara bersama pemuda ini akan membunuh Rasulallah jika nanti keluarga Muhammad menuntut balas maka akan menghadapi semua kabilah dari bangsa arab. Usul Iblis inilah yang laksanakan, jadilah mereka pemuda-pemuda dari berbagai kabilah arab ini menjadi kaki tangan syetan menjadi tentara-tentara syetan dalam menjalankan aksinya.
Dalam sirah nabawi juga diceritakan ada tikus yang dimanfaatkan syetan untuk mencelakakan Rasulallah SAW, maka ada perintah mematikn lampu saat malam hari
Abu Dawud As-Sijistani meriwayatkan dari guru beliau Sulaiman bin Abdurrahman At-Tammar dari Amr bin Thalhah dari Asbath dari ‘Ikrimah dari Abdullah bin Abbas bin Abdil Muththalib Ra beliau mengisahkan:
جاءت فأرة فأخذت تجر الفتيلة فجاءت بها فألقتها بين يدي رسول الله صلى الله عليه وسلم على الخمرة التي كان قاعدا عليها فأحرقت منها مثل موضع الدرهم فقال
Seekor tikus keluar, menarik sumbu (lentera) lalu ia lemparkan sumbu api di depan Rasulullah saw, persis pada tikar yang beliau duduki, api pun sempat membakar tikar seukuran uang dirham. Ketika itu Rasulullah saw bersabda:
إذا نمتم فأطفئوا سرجكم فإن الشيطان يدل مثل هذه على هذا فتحرقكم
Jika kalian hendak tidur, matikanlah lentera-lentera api kalian, sesungguhnya Setan menunjuki tikus untuk melakukan yang seperti ini, hingga api membakar kalian.
Maka dimasa sekarang media dan sarana yang dipakai syetanpun sudah pasti lebih maju dan modern. Bangsa manusia bisa berupa penjahat, perampok, Bandar narkoba, bisa pemimpin dzolim dll dari bangsa hewan bisa dari tikus, ular, virus, kuman, nyamuk dll
Oleh karenanya dalam Surah Makkiyyah; Surah ke 113: 5 ayat “min sari maa kholak” masuk bagian dalam doa kita meminta perlindungan pada Allah.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِِ
Bismillahirrahmaanirrahiim
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
Ayat (1)
Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
Ayat (2)
dari kejahatan makhluk-Nya,
(kejahatan mahluk ini bisa dari virus, bakteri, ular, kalajengking dll)
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
Ayat (3)
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
( manusia jahat : perampokan, pencurian, dll)
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
Ayat (4)
dan dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
( dari kejahatan sihir )
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Ayat (5)
dan dari kejahatan orang yang dengki bila ia dengki”
( dari nafs / jiwa yang dengki baik jin dan manusia )
*Dibalik sebuah musibah/penyakit *
Memahami Kerja Musuh ('Adduw) Hizbusy Syaithan dalam Merusak Korbannya / Sakit
عَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللّٰهِ ﷺ قَالَ أَكْثَرُ مَنْ يَمُوْتُ مِنْ أُمَّتِيْ بَعْدَ قَضَاءِ اللّٰهِ وَقَدَرِهِ بِالْأَنْفُسِ يَعْنِيْ بِالْعَيْنِ
Dari sahabat Jabir radliyaLLaaahu ‘anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah ﷺ : *Kebanyakan yang meninggal dari umatku setelah qadha dan qadar ALLaah adalah karena An-Nafs yaitu Al-‘Ain
(HR. Bukhari dlm At-Taarikh Al-Kabiir 4/360, Al-Hakim 3/46 no. , Al-Bazzaar dalam Kasyful-Istaar 3/403 no. 3052, Ad-Dailami 1/364 no. 1467, dan Ibnu Abi ‘Aashim 1/136 no. 311, Ath-Thayalisi ص 242 no. 1760, dihasankan oleh Al-Albani - Shahiihul-Jaami’ no. 1206).
Dalam hadis diatas banyak sakit hingga kepada kematian sebagian besaar dari umat nabi SAW sebab ain yaitu kejahatan mata baik mata syetan/mata manusia (gangguan non medis). Bearti peran musuh manusia ya’ni Hizbus Syaiton tidak bisa dipandang remeh dalam setiap sakit hingga kematian yang terjadi manusia.
Pernyataan Nabi ﷺ adalah wahyu. Akurasi kebenarannya tidak perlu diragukan. Dengan itu analisa sebab yang sudah pasti ini tentu sangat berguna untuk langkah Preventive - Promotive - Curative (Pencegahan, Penguatan dan Pengobatan) saat manusia mengalaminya.
Dan tentunya Hizbusyaiton yang dikomendani oleh Iblis yang tidak mati hingga yaumul qiyamah terus up date ilmu dan cara untuk menyengsarakan manusia dari cara tradisional hingga cara mutaakhhir dan terus dievaluasi dan diperbaiki methodenya tentunya dibantu dengan bala tentaranya baik jin, manusia atau mahluk jahat lainnya. Makanya dalam do’a perlindungan kita diajari surat An-Annas dan Al Falaq disitu kita meminta perlindungan pada Allah dari kejahatan jin, manusia dan dari “min sarri maa kholak” . “Sarri maa kholak” dalam sebuah penjelasan ini termasuk virus, bakteri dll
Kerja musuh ('Aduww) yang begitu terorganisir yaitu Hizbusy Syaithan
Sebagaimana 5 faktor terinfeksinya Demam Berdarah, karena adanya:
- Virus (dengeu)
- Nyamuk (Aedes)
- Gigitan
- Sarang di sekitar target korban
- Melemahnya imunitas target korban
Hizb Syaitan menyiapkan faktor 1 sd 3, dan agar misi mereka tercapai maka mereka membutuhkan faktor 4 dan 5 ada pada diri calon korbannya.
*Selama ini mereka terus meng-update: *
* - virus,*
merekrut dan membina aparatnya dan tentaranya (manusia dan jin)
merencanakan bersama agenda aksi, melaksanakan dan mengevaluasinya, revisi, dan reward-punishment. Semua pekerjaan Hizb mereka lakukan dengan disiplin.
Hizb syaithan juga berupaya dengan segala tipu muslihatnya membujuk target korbannya untuk menyediakan sarang-sarang (media-media) aparatur syaithan dalam jiwanya dan di sekeliling kehidupannya. (faktor 4) Jika perlu dengan "melayani" kemauan-kemauan dan ambisi-ambisi si targetnya.
Dan itu dilakukan agar media cepat menyebar dan diterima oleh banyak pihak di semua kalangan. Dan mereka (hizb syaithan) "sabar" menunggu saat-saat waktu guncangan besar yang bisa melemahkan jiwa si target (faktor 5).
Jika itu terjadi, maka mereka akan cepat sekali "menggigit" dengan gigitan terdalam dan suntikan virus sebanyak-banyaknya.
Guncangan-guncangan dahsyat yang melemahkan jiwa si korban bisa di saat masih di-tengah-tengah menjalani kehidupannya ketika mendapat ujian berat dari ALLaah swt (dalam satu tahun akan terjadi sekali atau dua kali).
أَوَلَا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُونَ
Dan tidaklah mereka memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran? [Qs. At-Taubah (9): 126].
Selain itu, mereka juga menunggu saat guncangan ujian terbesar, yaitu saat menjelang ajalnya.
Saat itu pasti mereka berusaha kuat bisa menggigit sedalam-dalamnya menyuntikkan virus mematikan untuk menguasai dan mempengaruhi jiwa (nafs) si korban. Karena saat itulah peluang terakhirnya mendapatkan korban.
Maka, jagalah diri kita semua dari keadaan terjadinya faktor 4 dan 5 itu. Bahkan Nabi ﷺ sendiri sampai-sampai berlindung diri agar tidak kemasukkan syaitan saat menjelang ajal. Itu menjelaskan bahwa memang Hizb Syaitan berusaha semampu daya melakukan itu semua.
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَدْمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْغَرَقِ، وَالْحَرِيقِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tertimpa benda keras, aku berlindung kepada-Mu dari mati terjatuh, aku berlindung kepada-Mu dari tenggelam dan kebakaran, dan aku berlindung kepada-Mu dari keadaan setan merasuki badanku ketika mendekati kematian. (HR. Nasai 5533 dan dishahihkan al-Albani